Pengertian Drama

Pendahuluan

Banyak orang membicarakan drama, bahkan sebagian dari mereka mengaku pernah memerankan sebuah tokoh dalam drama. Tetapi belum tentu mereka benar- benar mengerti apakah sebenarnya drama tersebut. Berikut ini penulis akan mengemukakan jawaban atas pertanyaan tersebut setelah menelaah beberapa pendapat yang relevan dari sumber pustaka yang terjangkau.

Beberapa Pendapat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005:275), drama adalah 1) komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan; 2) cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Dengan pementasan diharapkan penonton lebih mudah dalam memahami suatu peristiwa kehidupan, watak dan lainnya.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1982:275), drama adalah 1) cerita sandiwara yang mengharukan; lakon sedih; 2) seni-seni mengenai sandiwara (cara menjalankan dan menulis lakon). Dalam drama kita dapat mempelajari segala sesustu tentang sandiwara, mulai dari menulis lakon sampai menjalankan lakon.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Sri Sukesi Adiwimarta, 1983:521), drama merupakan 1) cerita (sandiwara, film) yang mengharukan; 2) lakon (komedi, tragedi dan sebagainya) yang dipentaskan; sandiwara. Drama terbagi atas drama tragedi, komedi, dan tragedi komedi.

Menurut Kamus Istilah Seni Drama (1985:16), drama adalah jenis sastra berbentuk dialog, yang biasa untuk dipertunjukkan di atas pentas. Akan tetapi drama tidak selalu dipentaskan. Drama bacaan merupakan drama yang hanya dibaca saja, drama ini tidak dipentaskan.

Menurut Kamus Istilah Sastra (Panuti Sudjiman, 1990:22), drama merupakan karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog; lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Adanya tikaian dan emosi membuat pementasan drama lebih hidup.Penonton seolah-olah dapat melihat secara langsung kisah tersebut. Dengan demikian, penikmat drama terbantu dalam memahami peristiwa yang dikisahkan.

Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985:21) berpendapat bahwa drama adalah bentuk sastra berupa dialog yang diperagakan di atas panggung oleh satu atau beberapa dramatis personae. Lain dengan drama bacaan, yang mempertahankan bentuk dialog tetapi tidak dipentaskan, hanya dibaca saja. Drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat. Sikap-sikap yang berlawanan (ungkapan nilai moral, watak, kepentingan dan sebagainya) menyebabkan ketegangan. Jalurnya tunggal (kesatuan perbuatan, tempat dan waktu) dan bersifat kausal. Dialog-dialog bersifat pendek. Drama meliputi beberapa jenis cabang, seperti tragedi, komedi dan banyolan. Kata “drama” biasanya diperuntukkan bagi karya pentas yang serius.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pertunjukkan drama disebut juga sandiwara.Kata “sandi” berarti rahasia dan kata “wara” yang berarti pengajaran. Jadi, menurut Ki Hajar Dewantara, drama adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambang (Ki Hajar Dewantara melalui Harymawan, 1988:2-3). Sedangkan Menurut Ferdinand Brunetierre (Ferdinand melalui Harymawan, 1988:2), drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action.

Pembahasan

Dari berbagai pendapat tersebut dapatlah dikemukakan bahwa pengertian drama secara singkat adalah cerita sandiwara atau kisah yang diharapkan dapat menggambarkan tentang kehidupan yang melibatkan konflik atau emosi dan penyelesaian untuk dipertunjukkan di atas pentas. Salah satu pendapat mengemukakan bahwa kisah dalam drama mengharukan. Hal itu disebabkan adanya keterlibatan konflik atau emosi yang menimbulkan perasaan haru terutama ketika kisahnya berakhir menyedihkan.

Penutup

Dengan demikian, pertanyaan pada awal tulisan ini telah terjawab. Drama adalah cerita atau kisah mengharukan tentang kehidupan yang melibatkan konflik atau emosi dan penyelesaian untuk dipertunjukkan di atas pentas. Semoga jawaban ini dapat bermanfaat untuk memahami arti drama.

Daftar Pustaka

Adiwimarta, Sri Sukesi. 1983. Kamus Bahasa Indonesia I. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.

Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1985. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Haryamawan, R.M.A. 1988. Dramaturgi. Bandung: Pustaka Jaya.

Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Samin Siregar, Ahmad, dkk. 1985. Kamus Istilah Seni Drama. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
.

Tinggalkan komentar